Tiroiditis – Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Tiroiditis - Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan
Tiroiditis - Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Tiroiditis adalah kondisi ketika kelenjar tiroid mengalami peradangan. Kelenjar tiroid sendiri berfungsi untuk memproduksi hormon yang berperan dalam mengatur pertumbuhan, detak jantung, metabolisme tubuh, serta mengubah makanan menjadi energi.

Tiroiditis dapat menyebabkan hipertiroidisme (peningkatan hormon tiroid) atau hipotiroidisme (penurunan hormon tiroid). Kondisi ini membutuhkan penanganan dengan segera karena berisiko menimbulkan komplikasi, salah satunya gagal jantung.

Simak ulasan di bawah ini untuk mengetahui penyebab, gejala, cara mengobati, dan pencegahan tiroiditis.

Apa itu Tiroiditis?
 

Tiroiditis adalah kondisi peradangan kelenjar tiroid. Tiroid merupakan kelenjar yang memiliki bentuk hampir mirip dengan kupu-kupu dan berada di bagian depan leher. Fungsi tiroid cukup penting bagi tubuh, salah satunya menghasilkan hormon Triiodothyronine (T3) dan Thyroxine (T4) untuk mengatur metabolisme tubuh agar berjalan normal.

Terdapat tiga fase dalam tiroiditis yang meliputi tirotoksik, hipotiroid, dan euthyroid. Berikut masing-masing penjelasannya.

Fase Tirotoksik (Thyrotoxic Phase)
 

Fase ini ditandai dengan peradangan tiroid dan melepaskan hormon dalam jumlah banyak. Fase tirotoksik berlangsung selama 1-3 bulan dan menyebabkan munculnya beberapa gejala hipertiroid, seperti detak jantung berdebar cepat, insomnia, rasa cemas, badan terasa lelah, dan penurunan berat badan.

Fase Hipotiroid (Hypothyroid Phase)
 

Pelepasan hormon berlebih di fase tirotoksik yang berlangsung lama, mengakibatkan tiroid tidak memiliki cukup hormon untuk dilepaskan kembali dan pada akhirnya terjadi hipotiroidisme (kurangnya hormon tiroid). Kondisi ini menunjukkan tiroiditis telah memasuki fase hipotiroid. Gejala yang muncul pada fase ini antara lain peningkatan berat badan, sembelit, kulit terasa kering, dan depresi.

Fase Euthyroid (Eutyroid Phase)
 

Kadar hormon tiroid kembali normal pada fase ini. Fase euthyroid dapat berlangsung setelah fase tirotoksik, sebelum fase hipotiroid atau setelah kelenjar tiroid pulih dari peradangan dan mampu menjaga kadar hormon normal.

Penyebab Tiroiditis
 

Berdasarkan penyebabnya tiroiditis terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

Tiroiditis Hashimoto
 

Penyakit hashimoto adalah jenis tiroiditis yang paling sering ditemukan. Kondisi ini terjadi akibat sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid, sehingga memicu hipotiroidisme secara permanen.

Tiroiditis Postpartum
 

Penyebab tiroiditis postpartum sama dengan hashimoto, hanya saja kondisi ini dialami oleh wanita setelah melahirkan. Penderita tiroiditis postpartum akan mengalami fase tirotoksik yang diikuti dengan fase hipotiroid. Kondisi ini jarang terjadi dan akan membaik setelah penderita menjalani perawatan selama 18 bulan.

Tiroiditis Subakut atau de Quervain
 

Tiroiditis subakut disebabkan oleh infeksi virus, seperti flu, gondokan, atau COVID-19. Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya penyakit gondok (pembengkakan kelenjar tiroid). Jenis tiroiditis ini paling sering dialami oleh wanita berusia 20-50 tahun.

Tiroiditis Silent
 

Tiroiditis silent/painless terjadi akibat gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan meningkatnya produksi hormon tiroid lalu menurun drastis hingga di bawah normal. Proses pemulihannya akan membutuhkan waktu sekitar 12-18 bulan.

Tiroiditis Akibat Radiasi
 

Jenis tiroiditis ini dipicu oleh radiasi iodium radioaktif yang digunakan untuk menangani hipertiroidisme atau akibat dari paparan radioterapi yang biasanya digunakan sebagai pengobatan kanker.

Tiroiditis Akibat Obat-obatan
 

Salah satu penyebab tiroiditis adalah penggunaan obat-obatan seperti lithium (obat bipolar), interferon (obat hepatitis), dan amiodarone (obat aritmia).

Tiroiditis Akut
 

Tiroiditis akut adalah peradangan tiroid yang paling sering diakibatkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini sering terjadi pada orang dengan sistem imun yang lemah atau anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan kelenjar tiroid.

Gejala Tiroiditis
 

Gejala tiroiditis berbeda-beda tergantung dari jenis dan fase yang dialami penderita. Namun, terdapat sejumlah gejala umum yang biasanya dirasakan oleh penderita tiroiditis, yaitu:

Mata dan mulut kering, namun tidak menimbulkan rasa nyeri.
Pembengkakan tiroid yang menyebabkan rasa nyeri dan tegang.
 

Tiroiditis berlangsung secara perlahan dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini berpotensi menimbulkan kerusakan pada sel kelenjar tiroid, sehingga muncul gejala hipertiroidisme dan hipotiroidisme. 

Beberapa gejala hipertiroidisme adalah:

Detak jantung tidak teratur.
Nafsu makan meningkat namun berat badan tidak kunjung bertambah.
Cemas dan gugup.
Tremor, seperti tangan dan jari yang gemetar.
Perubahan siklus menstruasi pada wanita.
Mudah lelah.
Diare.
Sulit tidur.
Kelenjar tiroid di bagian leher membengkak.
Mudah kepanasan.
Sering berkeringat bahkan dalam jumlah yang tidak wajar.
Tekanan darah tinggi (hipertensi).
 

Sementara itu, beberapa kondisi yang menyertai hipotiroidisme adalah:

Sembelit.
Berat badan meningkat tetapi nafsu makan menghilang.
Tubuh terasa lemah dan lelah.
Depresi.
Sensitif terhadap suhu dingin.
Konsentrasi menurun.
Kulit kering.
Kesulitan menjalani aktivitas fisik.
 

Komplikasi Tiroiditis
 

Kadar hormon tiroid yang tidak normal dalam darah, baik ketika kadar tiroid terlalu tinggi (hipertiroidisme) atau terlalu rendah (hipotiroidisme), dapat mengakibatkan beberapa komplikasi. Sejumlah komplikasi yang dapat terjadi akibat tiroiditis adalah:

Penyakit jantung.
Krisis tiroid (thyroid storm).
Gangguan pada kulit dan mata.
Gangguan kesuburan.
Kerusakan saraf.
Osteoporosis.
Koma miksedema.
Gangguan kesehatan mental.
 

Diagnosis Tiroiditis
 

Sebelum menegakkan diagnosis tiroiditis, dokter akan melakukan anamnesis terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien. Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.

Apabila pemeriksaan penunjang dibutuhkan, dokter akan menyarankan pasien menjalani beberapa tes seperti:

Tes darah untuk memeriksa kadar hormon tiroid.
Pemindaian tiroid untuk melihat bentuk, ukuran, dan posisi kelenjar tiroid.
Tes pengambilan iodium radioaktif untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid dalam menyerap iodium. Penurunan penyerapan iodium dapat menjadi indikasi adanya peradangan pada kelenjar tiroid.
 

Cara Mengobati Tiroiditis
 

Pengobatan tiroiditis tergantung dari penyebab dan gejala yang dialami pasien. Apabila tiroid disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan memberikan obat antibiotik. Pada kondisi hipotiroid, dokter biasanya akan melakukan terapi pengganti hormon. Sementara itu, dokter akan menyarankan penggunaan obat antitiroid pada kasus hipertiroid.

Pencegahan Tiroiditis
 

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah tiroiditis adalah menerapkan gaya hidup sehat, istirahat yang cukup, dan mengatasi stres dengan baik. Bagi pasien yang aktif menjalani terapi iodium radioaktif dan radioterapi diharuskan untuk melakukan pemeriksaan berkala oleh dokter. Hal ini dikarenakan pasien dengan kondisi tersebut berisiko tinggi mengalami tiroiditis.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *